sedikit cerita tentang pengamen. bagaimana dengan kita?

Rabu, 22 Desember 2010



Hari ini, gue dapet satu pelajaran yang mungkin bisa jadi pegangan hidup gue. Mau tau pelajaran apa? Pilih salah satu:
a. MTK
b. B. Indonesia
c. Penjaskes
d. Seni Budaya

Oke, gue bercanda.
Sekarang kembali ke omongan yang serius.

Tau para pengamen jalanan? Oke mungkin kalian bakal bilang pengamen jalanan yaa yang mukanya kayak gue gini. Gue terima kok, gue terima ! *nangis darah*

Bukan, bukan kayak gitu. Tapi pengamen-pengamen yang suka ada dijalanan. Nah di sekitar kampus gue, ada beberapa pengamen yang "agak" terkenal. Salah satunya pengamen yang ngamennya pake suling.

Pengamen itu kadang suka ngamen dideket gue dan temen-temen gue nongkrong. Kadang ada yang ngasih, tapi yaa kadang ada yang nggak. Kalo kalian nanya gue termasuk golongan yang mana, gue termasuk golongan makhluk ganteng.

Yah setelah ngamen, dia pergi dan ngamen ditempat lain.

Tadi, gue lagi jalan sama temen gue. Ga sengaja gue berpapasan sama pengamen itu. Dan kita berpapasannya dideket kotak amal masjid. Dan tanpa gue dan temen gue duga, si pengamen itu nyumbang ke kotak amal itu ! Nyumbang sodara-sodara, nyumbang !
*tepuk tangan dimana-mana*

Gue diem. Temen gue juga. Ga nyangka seorang pengamen, yang kerja demi nyambung hidup dia dan hidup keluarganya, masih mau menyisihkan sedikit hasil jerih payahnya. Sedangkan gue? Boro-boro.

Temen saya: "Saya salut"
Gue: "Saya juga"
Temen saya: "Dia yang lagi butuh-butuhnya uang masih mau nyumbang, tapi kita?"
Gue: "Tapi kita malah nganggep kotak amal itu ga ada atau bahkan cuma hiasan.."

Yah pelajaran buat gue dan temen gue, atau mungkin buat yang baca tulisan gue. Kita yang masih dikasih lebih tapi kadang ga mau menyisihkan, tapi pengamen itu? Dia masih mau nyisihin sedikit.

Semoga bisa dijadiin pelajaran.



Salam ganteng,

Judha


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

hirup aing, kumaha ALLAH !

Selasa, 21 Desember 2010



Gue lupa kapan tepatnya, salah satu sahabat gue di kampus pernah bilang:

"Banyak orang ngomong, 'Hirup aing kumaha aing!', da itu mah salah kata saya. menurut saya mah yang bener gini, 'Hirup aing, kumaha ALLAH'.."

JLEB ! kata-kata itu langsung masuk ke otak gue (punya otak lo jud?). Gue langsung mengiyakan kata-kata dari sahabat gue itu. Yah emang bener sih itu semua. banyak orang yang (mungkin) 'terlalu sombong' dengan hidupnya. mereka mungkin berpikir, "ini hidup gue, mau gimana juga gimana gue, ga ada yang bisa ngatur".

Muahahahahahaha menurut gue mah itu sombong kuadrat.

Bayangin aja kalo ada orang kayak gitu, widih berasa ga punya Tuhan kali dia. Ga mikir kalo kita cuma BISA MERENCANAKAN, dan hasil akhir mah tetep aja gimana maunya Tuhan. toh Dia yang nentuin semuanya.

okeeeeeeeee, untuk kali ini gue ga mau terlalu banyak ngomong (bukannya ngetik ya? bodo lah!).
mungkin tulisan ini cukup singkat, atau singkat banget! hahaha
tapi dari singkatnya tulisan gue, mungkin bisa lebih dicerna dan dimengerti. muahahahaha






salam ganteng,

Judha



special thanks to:
Teguh Rinaldi yang udah ngasih kata-kata diatas haha


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

sikap dewasa muncul karena keadaan, bukan karena umur

Senin, 20 Desember 2010



"sikap dewasa muncul karena keadaan, bukan karena umur"

Yap, itu sebuah update status dari facebook seorang makhluk ganteng bernama Muhammad Judha Perwira. Muahahaha

oke, gue bakal coba mencerna apa arti kalimat gue itu. Sebelumnya pasti bakalan banyak yang ngomong:
"sikap dewasa mah muncul karena umur lo yang semakin nambah"
atau,
"semakin lo tua, otomatis sikap dewasa lo muncul dengan sendirinya"
atau lagi,
"Judhaaaa lo ganteng banget sih !"

Oke gue tau yang terakhir ga nyambung. Tapi dua kalimat sebelumnya mungkin nyambung.

KENAPA KARENA KEADAAN? Jawab Jud !

"Menurut gue, semua itu muncul karena keadaan kita. Keadaan kita yang sendiri tanpa ada kerabat dekat kita ngebuat kita punya RASA TANGGUNG JAWAB. Dan mungkin hal itu yang juga ngebuat kedewasaan kita muncul dengan sendirinya. Umur ga ngaruh buat munculin itu semua. Umur cuma sebagai tanda udah seberapa lama kita hidup di dunia ini."

TERUS KENAPA LO BISA NGOMONG GITU ? Jawab Jud !

"Gue ngalamin itu semua. Dulu, selama 18 tahun gue hidup, gue selalu ada di sekitar orang-orang terdekat gue. Terutama orangtua dan nenek gue. Disaat itu, gue belum ngerasain apa yang namanya tanggung jawab, apalagi bisa bersikap dewasa. Tapi, ga lama dari situ, gue kuliah dan jauh dari mereka semua. Dari sini gue bisa ngerasain tanggung jawab yang harusnya udah gue punya dari dulu."

KENAPA BISA? Jawab Jud !

"Soalnya gue mulai bisa ngerasain, oh ini toh yang namanya perjuangan hidup. oh ini loh perjuangan untuk sukses, dan oh ini loh jalan hidup gue."

ALASAN LO BIKIN TULISAN INI NGAPAIN JUD? Jawab Jud !

"Gue iseng.."


Mungkin banyak orang yang umurnya udah 'lebih' tapi kadang masih bersikap kekanak-kanakan. ralat: terlalu kekanak-kanakan. Gue juga masih suka manja ke orangtua gue, tapi yah mungkin ga separah dulu. soalnya sekarang gue udah tau gimana susahnya yang namanya perjuangan buat hidup.

apa karena gue tinggal sendiri dan jauh dari orangtua gue jadi gue bisa bersikap begitu?
Kita tanya pada rumput yang bergoyang..

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Antara Ada dan (emang) Tiada

Rabu, 24 November 2010



Haaaaaaaaaaah *menghela napas*
Akhirnya setelah sekian lama "tertidur", gue kembali ke dunia per-blog-an setelah beberapa minggu kemarin ada beberapa masalah internal yang mengganggu hidup gue, huahahhaa.

Yah, ga jauh dan ga bukan kalo gue mau nge-blog, pasti mau curhat. Mulai darimana ya? Oke kita mulai dari sekaraaaaaang ! haha

Akhirnya gue sekarang sendiri lagi. tanpa seorang pacar, kekasih, kabogoh, girlfriend, dan apalah itu namanya. Dan hal itu yang bikin gue sedikit frustasi sama keadaan gue. Sering bengong, ngelamun, pusing mendadak, laper, haus, ngantuk (sebutin aja semua!).

Tapi kemarin, ga tau kenapa gue punya semangat lagi buat ngejalanin semuanya.

Kemarin, seperti hari-hari biasa, gue sama temen-temen gue duduk di depan kelas. Ngobrol, main hp, denger mp3. Ga lama, ada segerombolan cewe anak kelas lain yang lewat. Kita(gue dan temen-temen), tau siapa-siapa aja cewe itu. Tapi kita ga pernah ketemu dan ngobrol langsung. Daaaaaaan salah satu cewe itu ada yang bikin gue 'bengong'. Yah, bengong yang beda. Tiba-tiba semangat gue muncul, ga tau kenapa. Aneh? Emang.

Di FB, gue udah temenan sama cewe itu udah lama, tapi ga pernah ngobrol soalnya ga kenal. Tapi setelah kemarin, gue punya semangat, karena dia, dan ga tau kenapa bisa. Gue ga naksir, gue ga niat jadiin dia pacar atau apalah itu. Gue lebih milih ga kenal sama dia. Karna gue takut kalo gue kenal, nanti gue nya jadi berharap yang aneh-aneh sedangkan dia udah punya seorang kekasih :p

Ga kenal lebih baik daripada kenal lalu berharap lebih :D
makasih :)


Utopia - Antara Ada dan Tiada

Setiap ku melihatmu
Ku terasa di hati
Kau punya segalanya
Yang aku impikan


Dan anganku tak henti
Bersajak tentang bayangmu
Walau kutahu
Kau tak pernah anggapku ada


Ku tak bisa menggapaimu
Takkan pernah bisa
Walau sudah letih
Aku tak mungkin lepas lagi
Kau hanya mimpi bagiku
Tak untuk jadi nyata
Dan sgala rasa buatmu
Harus padam dan berakhir


Kan selalu
Ku rasa hadirmu
Antara ada dan tiada


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Satu Pengorbanan Darinya

Selasa, 02 November 2010



Aku masih terdiam di atas kasur Dinda. Ya, pagi ini aku baru saja terbangun dari tidurku, tapi aku tidak mendapati Dinda di sampingku. Entah kemana dia pergi, aku tak terlalu memikirkannya. Yang ku pikirkakan hanya perutku yang sudah lapar.


Aku turun dari kasur, menuju pintu kamar Dinda yang sudah terbuka. Saat aku sedikit lagi sampai di pintu kamar, aku melihat Dinda datang. Tapi dia tidak sendiri! Dia bersama pria itu!


Aku tidak begitu mengenal siapa pria itu. Yang ku tau, sudah 4 bulan belakangan ini Dinda dekat dengan pria itu. Apa itu pacar Dinda? Entahlah. Sejak mengenal pria itu, Dinda jarang curhat padaku.


"Hey Nda, lihat. Rafael menyambutmu." teriak si pria itu.

"Dia emang baik banget Dam." kata Dinda sambil tangannya berusaha memegang aku.

"Mana dia Dam? Aku mau memegangnya."

"Sini." kata Adam. Tangannya membimbing tangan Dinda menuju ke arahku.


Dibimbing? Ya. Dinda tidak bisa melihat. Setelah mengalami kecelakaan 6 bulan yang lalu, mata Dinda mengalami kebutaan. Dia bisa sembuh, asalkan ada yg mendonorkan mata untuknya. Tapi sampai sekarang dia belum mendapatkan donor mata itu.


~~~


Aku rasa, Adam adalah pria yang baik. Aku bisa lihat bagaimana perhatian dan kebaikan dia ke Dinda beberapa bulan ini. Saat Dinda baru saja mengalami kebutaan, Adam lah yang memberikan semangat untuk pertama kali. Adam juga yang mengantar Dinda ke dokter saat orangtua Dinda sedang sibuk bekerja. Aku kadang bisa melihat ketulusan dia dari matanya. Dinda, walaupun dia tidak bisa melihat, tapi aku rasa dia juga bisa merasakan ketulusan yang diberikan Adam.


“Ael, sini deh. Aku mau cerita..” Dinda memanggilku. Aku yang mendengar suaranya, segera menghampirinya. Saat itu sudah cukup malam, Adam juga sudah pamit pulang dari tadi.


Aku naik ke atas kasur Dinda. Dinda yang merasakan kedatanganku berusaha mencari-cari dimana aku. Aku menyentuh tangannya. Begitu dia tau posisiku, dia segera memelukku. Ini adalah kebiasaan Dinda jika dia lagi merasakan sesuatu dan ingin cerita banyak kepadaku.


“Ael, kamu tau ga? Adam baik banget sama aku” Dinda memulai ceritanya.

“Walaupun aku ga bisa melihat, tapi aku ngerasain dia itu tulus. Dia bisa nerima aku apa adanya, dengan keadaan aku yang buta ini..”

Dinda terdiam. Tangannya mengelus kepalaku. Dia menarik nafas, lalu melanjutkan ceritanya.

“Aku baru kali ini ketemu cowok kayak dia El. Dia beda sama mantan-mantan aku yang sayang sama aku karena fisik.”


Aku akui, Dinda memang menarik. Rambut sebahu, tinggi semampai, kulitnya yang bersih dan putih. Untuk ukuran manusia, aku rasa dia wanita yang sempurna secara fisik. Tentu saja sebelum dia mengalami kebutaan itu.


“Ael, dia tadi cium kening aku. Lembut banget. Aku sayang sama dia El, dia bener-bener ngejagain aku.”


Aku masih menatap Dinda. Ya, tadi aku lihat saat Adam mengecup kening Dinda.


“Tapi aku buta El.. Dia bisa jadi yang baik buat aku, tapi aku ga bisa jadi yang baik buat dia.”

“Ga! Kamu itu baik Dinda! Terlalu baik!” jawabku di dalam hati. Ingin rasanya aku berteriak, tapi aku sadar tidak akan bisa.

“Meong..” hanya itu yang keluar dari mulutku.

“Kok kayaknya kamu sedih sih El? Kamu ga suka ya aku pacaran sama Adam?”

“Aku setuju banget kamu pacaran sama Adam!” jawabku didalam hati.

“Meongg..” lagi-lagi aku hanya bisa mengeluarkan suara itu. Aku menjilat lembut tangan Dinda. Dinda mengerti dan tersenyum, itu tanda bahwa aku setuju dan tidak marah. Ya, pengertian di antara aku dan Dinda memang sudah terjalin lama. Persahabatan antara seorang anak manusia dan seekor kucing kampung.

“Kalo nanti suatu hari aku bisa melihat, yang pertama aku mau lihat dia El. Adam..” kata Dinda. Ga lama setelah itu, dia tertidur.


~~~


Beberapa bulan lewat setelah kejadian itu. Dan dalam dua bulan ini aku tidak melihat Adam datang dan menemani Dinda. Dinda selalu tampak gelisah. Sekarang Dinda ditemani Bi Inah, seorang pembantu.


“Adam kemana ya El? Dua bulan ini dia menghilang.”


Aku diam. Yang aku lihat saat itu wajah Dinda yang muram dan sedih. Sama seperti saat dia pertama kali mengalami kebutaan.


Aku keluar kamar. Ku lihat di ruang tamu banyak orang yang datang. Ehm, tidak banyak sih. Hanya lima orang. Aku melihat orangtua Dinda menangis, entah kenapa. Tidak lama kemudian aku melihat Mama Dinda berjalan menuju kamar Dinda, membawa Dinda keluar dan duduk bersama orang-orang tadi.


~~~


Malamnya..

“Ael, kamu tau ga? Aku mau operasi El! Operasi mata! Aku bakalan sembuh”

Aku kaget mendengarnya. Akhirnya setelah hamper setahun, ada orang yang mendonorkan mata untuk Dinda.

“Aku bakal sembuh El. Aku bakalan bisa lihat mama, papa, kamu, dan Adam!” Dinda begitu histeris. Dia sangat bahagia.


~~~


Hari ini, hari dimana Dinda di operasi. Aku menunggunya di rumah. Aku tidak sabar untuk kembali bermain lagi bersama Dinda seperti saat dia tidak buta. Tadi, sebelum berangkat ke rumah sakit, Dinda bilang padaku jika dia sudah sembuh, dia akan mengajak aku jalan-jalan bersama Adam. Begitu banyak rencana yang dia susun, terutama rencana dia dan Adam.


Tapi entah kenapa, sampai saat tadi Dinda berangkat, Adam tidak muncul. Dan aku pernah dengar perkataan mamanya Dinda saat Dinda bertanya kemana Adam.


“Setelah kamu sembuh dan bisa melihat lagi nanti, Adam bakal selalu deket sama kamu.” Dinda tersenyum saat mamanya berkata begitu. Tapi yang ku lihat sang mama menitikkan air mata. Aku tidak tau maksudnya apa.


~~~


“Ael, kita main di teras yuk” ajak Dinda padaku. Dia menggendongku menuju teras rumahnya. Sekarang Dinda sudah bisa melihat lagi, berkat pendonor mata yang sampai sekarang Dinda tidak tau siapa. Saat dia bertanya pada orangtuanya pun, orangtuanya tidak mau member tau.

“El, aku kangen Adam..” kata Dinda. Tangannya mengelus-elus lembut kepalaku. “Sudah hamper 10 bulan semenjak aku sembuh, dia ga datang-datang. Dia jahat ya?”


Yap? Dimana Adam? Aku pun tidak tau dimana dia. Dia menghilang begitu saja.


Tiba-tiba dari dalam rumah, orangtua Dinda sudah berpakaian rapi. Sang mama mendatangi Dinda dan berkata lembut.


“Sayang, ganti baju ya. Kita mau pergi..”

“Kemana ma?”

“Hmm..” sang mama bergumam pelan. “Ke rumah Adam. Kamu kangen dia kan?”

“Hah? Yang bener ma?” jerit Dinda. “Dinda ganti baju dulu ya ma!”


Aku melihat Dinda begitu semangat untuk bertemu Adam. Wajar saja, dia pernah bilang jika nanti sudah bisa melihat, dia ingin melihat wajah Adam. Ga lama kemudian..


“Ayo ma, Dinda udah siap.” kata Dinda sambil menggendongku.

“Rafael jangan dibawa sayang.”

“Ga ma! Mau aku bawa. Aku udah janji bakal bawa Ael jalan-jalan bareng Adam. Nanti pas ketemu Adam, Dinda mau langsung jalan-jalan sama dia ya ma..”

Dan sang mama hanya bisa terdiam..


~~~


Aku melihat Dinda berdiri kaku didepan makam bertuliskan nama “ADAM RAHARDIAN”. Aku masih belum mengerti semuanya kenapa. Dinda menangis histeris diatas tumpukan tanah di depannya sambil menyebut nama Adam. Dia ga nyangka Adam sudah tidak ada di dunia lagi.


“Dam, kamu jahat! Aku udah sembuh tapi kamu kenapa pergi ninggalin aku!”

Dinda kembali menangis. Sang mama berusaha memeluk Dinda, sambil membisikkan sesuatu.

“Kamu ga boleh gitu sayang. Sekarang Adam selalu deket sama kamu.”

“Dimana ma? Dimana! Dia udah pergi ma! Dia udah ga ada!”

“Dinda..” sang mama mulai menangis. “kamu tau ga ?”

“Apa ma? Apa!”

“Kamu tau ga siapa yang mendonorkan mata kamu?”

Dinda terdiam. Dia melepas pelukan mamanya. “Siapa ma?”

“Adam Nak! Adam yang mendonorkan matanya buat kamu..”

Dinda kembali terdiam. Dia memegang kedua matanya. Airmatanya keluar. Tidak lama kemudian, dia memeluk mamanya.

“Bener ma? Ini mata Adam? Kenapa bisa?” kata Dinda di sela tangisnya.

“Adam memiliki penyakit kanker nak. Dan satu bulan sebelum dia meninggal, dia menulis wasiat yang mengatakan jika nanti dia meninggal, mata dia akan didonorkan ke kamu. Ternyata, sebulan setelah dia membuat wasiat itu, dia meninggal..”


“Jadi..”

“Iya nak. Adam selalu didekat kamu. Dia ada di matamu..”


Aku hanya bisa terdiam mendengar itu semua. Adam yang ku lihat selalu bersemangat saat menemani Dinda, ternyata mempunyai penyakit yang akhirnya merenggut nyawanya. Dan sekarang aku juga kembali menyadari bahwa Adam benar-benar tulus sama Dinda. Bahkan di akhir hayatnya, dia masih berkorban untuk Dinda..


Menyumbangkan matanya…



Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Cowok & Cewek = BEDA

Kamis, 28 Oktober 2010



Cowok itu beda sama cewek. Cewek, walaupun pada awalnya dia ga suka, kalo terus di deketin,pasti cewek itu bakalan mau dan sadar kalo orang yang ngedeketin dia itu sayang sama dia. Tapi kalo cowok, kalo awalnya udah ga suka, bakalan ga suka terus walaupun dideketin kayak gimana juga, kecuali awalnya si cowok udah punya rasa suka walaupun dikit, ada kemungkinan bisa jadian. Di dalam pikiran dia ada satu pertanyaan: "Kalo lo suka sama gue, terus kenapa?"

~~~

Yap, itu kata-kata yang gue dapetin di salah satu thread di KASKUS. Gue pikir ada benernya juga sih. Seenggaknya bagi gue, seorang cowok. Kenapa? Soalnya gue pernah ngerasain kayak gitu juga.

Pernah ada beberapa cewek yang suka sama gue. Ngedeketin gue layaknya mau pedekatean. Perhatian, smsin gue terus, ngingetin makan. Mungkin bagi sebagian orang seneng kalo ada orang yang sebegitu perhatiaannya. Tapi bagi gue? Gue risih. Ehm, kecuali yang perhatian itu orang yang gue suka.

Sampai pernah ada seorang cewek yang nulis inisial nama gue di facebooknya, di jadiin status. Bukannya gue jadi suka, gue malah jadi ilfeel. Apalagi waktu itu gue lagi pengen sendiri, ga terikat apa-apa.

Pernah juga ada yang suka sama gue karena seringnya dia curhat. Tapi untuk yang sekarang, dia ga terlalu agresif. Dia cuma ngasih perhatian-perhatian yang lebih ke gue. Awalnya gue ngeladenin dia smsan karena dia mau curhat, tapi kalo hali itu malah bikin dia suka sama gue, gue ga mau. Bagi gue, temen yaa temen, ga akan jadi gebetan atau bahkan pacar.

Mungkin bagi yang baca postingan gue kali ini bakalan bilang gue sok ganteng atau sombong. Yah, gue emang ganteng, tapi ga sombong. Huahahaha. Maksud gue nulis ini cuma buat contoh aja atas kutipan kata-kata di atas. Lagi juga itu semua contoh yang gue kasih ada bukti-buktinya. Hahaha.

Buat yang pertama, buktinya yaa itu status facebook yang bikin gue ilfeel. Huahaha. Ade gue pas gue kasih tau malah ngakak. Goblok banget kan?
Buat yang kedua, gue udah ngerasain dari perhatian-perhatian yang dikasih sama cewe itu. Gue cerita sama sahabat gue yang udah gue anggep ade. Selang beberapa hari, sahabat gue itu ngasih tau kalo cewek yang perhatian sama gue itu suka sama gue. swt -,-

Yah, mungkin untuk sekarang baru dua contoh itu yang gue kasih. Hahaha. Entah lah untuk nanti-nanti bakalan ada berapa lagi yang kayak gitu, semoga aja ga ada lagi.

"Kalo lo suka sama gue, terus kenapa?"


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

KUMPULAN RAYUAN GAGAL

Rabu, 27 Oktober 2010



Beberapa hari yang lalu, gue sama temen gue iseng bikin kata-kata gombal. Sebenernya sih ini ga di niatin, tapi yaa karena otak gue sama otak dia udah sama-sama ga waras (wkwk), maka terjadilah kejadian ini. Berikut beberapa kata-kata gombal itu, yang bisa dibilang gombalan gagal. Hahaha.

Cekidot:

~~~

Cowok: "Bokap lo tukang bajaj ya?"
Cewek: "Bukan lah. Kenapa emang?"
Cowok: "Abisnya gue gemeteran kalo deket lo.."

Cowok: "Eh nyokap lo punya toko emas ya?"
Cewek: "Engga kok."
Cowok: "Masa sih? Soalnya tiap liat muka lo berseri-seri terus deh"

Cowok: "Lo suka beli lem ya?"
Cewek: "Engga kok. Kenapa emang?"
Cowok: "Abisnya gue susah mau jauh dari lo. Nempel terus.."

Cewek: "Dih lo suka ke dukun ya?"
Cowok: "Engga lah, kenapa sih?"
Cewek: "Abis lo ada di otak gue terus sih."

Cowok: "Hai, lo hobi nulis ya?"
Cewek: "Gue ga hobi nulis kok. Kenapa?"
Cowok: "Masa sih? Nama lo ketulis nih di hati gue."

Cowok: "Lo kayak lampu kamar gue deh."
Cewek: "Kenapa emang?"
Cowok: "Soalnya lo udah nerangin malam-malam gue dan nemenin tidur gue."

Cewek: "Hm, lo mirip mp3 gue deh."
Cowok: "Kenapa?"
Cewek: "Soalnya lo bikin hari-hari gue indah dan penuh musik"
(kesannya bukan kayak mp3, tapi kayak abang-abang penjual CD Mp3)

Cowok: "Kok lo mirip sepatu gue sih?"
Cewek: "Item gitu maksudnya? Jahat.."
Cowok: "Bukan. Tapi lo selalu mengiringi hari-hari gue."

Cewek: "Aku kalo naik tangga ga mau pegangan sama gagang tangganya ah."
Cowok: "Kenapa? Nanti jatoh loh."
Cewek: "Maunya pegangan sama kamu aja."

Cowok: "Tau ga tadi aku abis beli apa?"
Cewek: "Beli apa emang?"
Cowok: "Beli gembok baru, buat gembokin kamu biar kamu selalu buat aku."

Cowok: "Mataku ga jelas nih kalo liat apa-apa."
Cewek: "Udah min ya?"
Cowok: "Engga. Mataku cuma jelas ngeliat kamu doang."

Cowok: "Tau ga tadi aku abis ngapain?"
Cewek: "Abis apa emang?"
Cowok: "Abis mencet tombol review di hati aku, biar aku masih inget gimana sayangnya kamu ke aku."

Cewek: "Kamu kayak bemper mobil ayahku!"
Cowok: "Hah? Kok gitu?"
Cewek: "Soalnya bisa jagain aku.."

Cowok: "Kamu kayak cokelat.."
Cewek: "Loh?"
Cowok: "Abis kamu manis sih.."

Cowok: "Bokap lo ahli astronomi ya?"
Cewek: "Ah bukan kok. Kenapa?"
Cowok: "Abis dimata lo banyak bintang-bintang sih.."

Cowok: "Nyokap lo buka toko bunga ya?"
Cewek: "Engga kok."
Cowok: "Masa sih? Abis hati gue berbunga-bunga kalo deket lo."

Cowok: "Eh badan lo ga sakit apa?"
Cewek: "Sakit? Sakit kenapa?"
Cowok: "Kan abis jatoh dari kahyangan (bidadari maksudnya)"

Cowok: "Lo suka beli pensil warna ya?"
Cewek: "Ah enggak kok. Kenapa?"
Cowok: "Abis lo bikin hari-hari gue berwarna.."

Cowok: "Lo kayak matahari deh.."
Cewek: "Loh emang kenapa?"
Cowok: "Soalnya lo selalu terbit di hati gue dan menerangi hidup gue.."

Cowok: "Kamu kayak air deh.."
Cewek: "Kenapa emang?"
Cowok: "Menyejukan hatiku.."

Cowok: "Kamu tau ga? Kamu itu kayak kasur aku loh."
Cewek: "Loh kok?"
Cowok: "Iya. Bikin aku nyaman.."

Cowok: "Sekarang aku kalo bikin kopi ga mau pake gula ah."
Cewek: "Kenapa emangnya?"
Cowok: "Mau bayangin wajah kamu aja biar kopinya jadi manis.."

Cowok: "Kamu tau ga aku abis ngapain?"
Cewek: "Abis apa emang?"
Cowok: "Abis buang kunci hati aku. Biar nama kamu yang ada dihati aku, ga bisa kemana-mana."

Cowok: "Eh hati aku cuma sebelah loh."
Cewek: "Masa? Sebelah lagi dimana?"
Cowok: "Di kamu.."

Cowok: "Eh tadi aku ngerusakin tombol OFF di hati aku.."
Cewek: "Loh kok?"
Cowok: "Iya, biar aku ga berhenti-berhenti buat mencintaimu.."

Cowok: "Kamu itu kayak angin deh.."
Cewek: "Kok gitu?"
Cowok: "Walaupun ga tampak, tapi bisa aku rasain.."

Cowok: "Kamu sama voucher pulsa 100 ribu ga ada bedanya deh.."
Cewek: "Kenapa emang?"
Cowok: "Bikin aku senang.."


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Seorang Pengganti

Selasa, 19 Oktober 2010



“Kenapa lo pergi dari gue Nes? Kenapa lo tinggalin gue?”

“Lo yang selalu ada disamping gue Nes, tapi kenapa lo pergi gitu aja?”


~~~


Berbagai pikiran berkecamuk di otak Angga. Tangannya memegang sebuah foto. Foto seorang wanita yang sedang tersenyum. Dibelakangnya ada seorang pria yang memeluk mesra sang wanita. Ya, cowo itu adalah Angga. Dan wanita itu bernama Agnes. Seorang wanita yang udah berpacaran dengan Angga selama kurang lebih 3 tahun. Wanita yang selalu nemenin Angga pas lagi kesepian. Wanita yang udah bikin Angga ngilangin kebiasaan jeleknya yang dulu: dugem, minum-minuman keras, pacaran dengan beberapa wanita. Wanita yang bikin Angga sadar kalo ga semua wanita itu jahat, setelah ia beberapa kali dikhianati mantan-mantannya.


Tapi sekarang..

Hanya sebuah foto Agnes yang ada ditangannya saat dia kangen sama wanita itu. Sosok seorang wanita yang udah ga mungkin bisa ditemui lagi. Wanita itu telah pergi jauh. Agnes telah meninggal dua tahun yang lalu karena kecelakaan. Kejadian yang membuat Angga jadi seorang yang benar-benar terpuruk. Sakit ditinggal tanpa rencana seperti itu. Yap, ajal emang ga tau kapan datangnya. Bisa datang kapan aja, dimana aja, tanpa mandang kita lagi ngapain.


~~~


Angga masih teringat gimana bawelnya Agnes. Angga masih ingat gimana perhatiannya Agnes. Angga masih ingat gimana senyumnya Agnes pas dia tau kalo Angga udah ninggalin kehidupan jeleknya. Angga masih ingat itu semua. Semuanya masih tersimpan rapi di otaknya. Semuanya masih jelas, seperti baru terjadi kemarin sore.


Angga masih ingat berbagai macam sms Agnes yang selalu menghiasi inbox handphonenya. Agnes yang baik, Agnes yang konyol, Agnes yang bikin Angga nyaman. Agnes yang selalu dengerin mp3 kalo lagi di mobil. Agnes yang selalu..selalu..dan selalu… Terlalu banyak kenangan Angga sama Agnes yang mungkin ga selesai kalo diceritain dalam seribu halaman buku.


~~~


Pertemuannya dengan Agnes benar-benar suatu kebetulan. Berawal dari seringnya mereka beli pulsa di satu konter handphone langganan mereka. Waktu itu, saking seringnya mereka ketemu, mereka jadi hafal muka satu sama lain, tapi sama-sama belum tau nama. Namanya juga cowo, yang waktu itu lagi bandel-bandelnya, Angga minta nomernya Agnes ke mas-mas konternya. Karena Agnes beli pulsanya elektrik, jadi otomatis nomernya dia ada di daftar si mas-mas konter.


“Mas, itu tadi cewe siapa namanya? Kenal kan mas?” tanya Angga waktu itu ke mas-mas konter.

“Kenal mas. Dia mah langganan saya. Kenapa mas?”

“Namanya siapa mas?”

“Namanya Agnes mas.”

“Orang komplek apa?”

“Komplek B kalo ga salah. Lho mas ini kenapa toh tanya-tanya?”

“Ga apa-apa mas. Sering liat aja. Hehe” jawab Angga. “Yaudah mas saya beli pulsa yang 10 ribu.”


Mas-mas konter ngambil handphone yang digunain buat ngirim pulsa elektrik. Angga nyebutin nomer handphonenya. Abis itu, mas-mas konter nyatet nomer Angga di buku yang buat nyatet pengeluaran pulsanya.


“Eh mas, ini buku buat nyatet pengeluaran pulsa ya?”

“Iya mas Angga. Kenapa toh?”

“Ga apa-apa. Coba liat dong.” kata Angga sambil mengambil buku itu.


Matanya ngeliatin perlahan nomer-nomer yang ada disitu. Pas penglihatannya sampai di nomernya dia, dia ngeliat nomer yang ada di atasnya.


“Ini nomernya si Agnes kali ya? Hihi ” pikir Angga saat itu.

“Mas, yang beli pulsa elektrik sebelum saya si Agnes tadi ya?” kata Angga.

“Iya mas. Lihat aja diatas nomer mas. Tadi dia minta pulsanya dikirim ke situ.”

“Oh kirain ada yang beli lagi.” Kata Angga sambil cenger cengir. Jempolnya menari diatas keypad handphonenya. Yap, apalagi kalo bukan nyatet nomernya Agnes.

“Hehe, akhirnya dapet juga nomernya. Mhuahaha” tawa Angga dalam hati.

“Mas, pulsanya udah masuk nih. Ini uangnya, saya pulang yaa” kata Angga ke si mas-mas.

“Iya mas, makasih ya” jawab si mas-mas yang lagi ngitung uang pulsanya.


Sampai rumah..

“Mhuahaha akhirnya dapet juga nomer cewe cantik” kata Angga dalam hati pas udah dikamarnya. “Gue telepon ah!”

Angga mencari nama Agnes di kontaknya. Jempolnya memencet tombol call, dan terdengar nada nyambung diseberang sana.


“Asik nyambung. Mhuaha kecengan baru nih” kata Angga lagi di dalam hati.

Telepon diangkat..

“Malam. Siapa ini?” suara berat bapak-bapak terdengar disana.

“Mampus gue, kok bapak-bapak?” jerit Angga, keceplosan.

“Halo? Siapa yang mampus?” tanya bapak itu.

“Eh, nggak pak. Maaf ganggu.”

“Iya. Ini siapa?” bapak itu mengulangi pertanyaannya.

“Maaf pak, saya temennya Agnes. Ini bener rumahnya Agnes?”

“Iya benar ini rumahnya Agnes. tapi kenapa telponnya ke handphone saya ya nak?” kata bapak itu.


Angga terdiam. Keringat dingin mengalir disekujur badannya. Mampus! Ini siapa? Kata Angga, tapi kali ini didalam hati.


“Saya ayahnya Agnes..” tiba-tiba bapak itu ngomong tanpa ditanya.


Deg! Jantung Angga berdegup. Ayahnya Agnes?


“Oh iya maaf pak. Saya tadi dikasih nomer ini. Saya kira ini nomernya Agnes. maaf pak.” jawab Angga. Badannya udah gemetaran.


“Mau bicara sama Agnesnya?” tawar si bapak.

“Eh iya pak.. kalo boleh..”

“Yasudah. Sebentar.”


Abis itu terdengar suara si bapak memanggil anaknya. Ga lama kemudian ada suara manis menyapa Angga di telpon. Suara Agnes.


“Halo. Selamat malam. Ini siapa ya?”

“Agnes ya?” Angga menjawab dengan badan yang dibasahi keringat dingin.

“Iya, emang ini siapa?”

“Nes, gue minta nomer lo aja. Ini kan nomer bokap lo”

“Lah siapa suruh nelpon ke nomer bokap?”

“Yaudah, nomer lo berapa? Nanti gue kasih tau siapa gue.”


Agnes nyebutin nomernya. Lalu telpon itu dimatiin. Angga nelpon ke nomernya Agnes, nomernya yang asli.


“Eh maaf ya Nes tadi nelpon ke bokap lo.” Kata Angga memulai pembicaraan.

“Iya. Tapi lo siapa?”

“Kenalin, gue Angga. Lo inget ga cowo yang tadi beli pulsa bareng lo? Nah itu gue.”

“Ga inget..”

“Hah? Masa ga inget? Barusan tadi kok..”

“Oh cowo yang tampang mesum itu ya?”


BAH! Kampret gue dibilang mesum, pikir Angga.


“Yaa nggak segitunya kali..”

“Haha iya. Lo tau nomer gue dari mana?” tanya Agnes.

“Dari lo tadi..”

“Eh maksud gue nomer bokap gue..”

“Dari mas-mas konter. Hehe. Gue kira nomer lo.”

“Huahahaha. Tadi gue beli pulsa buat bokap. Yee ketipu yaa.”

Dan begitulah awal perkenalan Angga sama Agnes. Suatu perkenalan yang menantang adrenalin bagi Angga, karena harus berhadapan sama ayahnya Agnes terlebih dahulu.


~~~


Berlanjut dari awal perkenalan di telpon, Angga mengajak Agnes buat ketemuan. Agnes mau, karena niat dia cuma pengen banyak temen aja. Tapi beda sama Angga. Dia ngajak Agnes ketemuan buat menyatakan perasaannya. Bodoh? Ya, memang begitulah sifat Angga waktu itu. Urakan dan terkenal playboy. Anehnya, Angga ngerasa beda sama Agnes. Saat mereka smsan, mereka telponan, semuanya benar-benar bikin Angga nyaman. Agnes beda sama wanita lain. Mungkin terlihat dari sifatnya yang dewasa. Hal itu yang ngebuat Angga berniat serius.


“Agnes ya?” sapa Angga pada seorang wanita yang sedang berdiri mencari buku di rak-rak Gramedia.

“Iya. Lo Angga?” jawab wanita itu.

“Iya Nes. Hehe. Akhirnya ketemu juga.”

“Oh ini lo toh. Gue sering liat lo kok Ngga.”

“Hah? Dimana?”

“Di konter. Hehehe.” Agnes ketawa ringan. “Suka baca?”

“Engga juga. Hehe. Makan yuk?”

“Boleh. Bentar ya, bayar buku dulu.”


Dan dari situlah semuanya mulai terjalin. Waktu mereka bertemu semakin sering. Kadang Angga menjemput Agnes saat pulang sekolah. Jalan berdua saat malam minggu. Benar-benar udah kayak orang pacaran. Oh iya, waktu pas mereka pertama ketemu, Angga mengurungkan niatnya buat nembak Agnes. Soalnya dia mikir, ga segampang itu buat naklukin Agnes. Daripada nanti ditolak, terus jadi jauh, mending deketin dulu aja.


Lima bulan mereka ngejalanin itu semua. Pendekatan. Sampai pada malam itu, Angga ngomong semuanya. Tentang perasaannya, tentang hatinya ke Agnes. Agnes cuma bisa senyum. Dan pas Angga bertanya mau ngga jadi pacar dia, Agnes juga hanya tersenyum sambil berkata “iya, aku mau..”


Dan mereka ngejalanin itu semua sebagaimana layaknya orang pacaran.


~~~


Juni 2010.

Besok adalah hari anniversary mereka berdua. Anniversary yang ketiga tahun. Selama itukah hubungan mereka? Yap, begitulah. Awal mereka pacaran, banyak sifat jelek Angga yang masih sering muncul. Tapi Agnes dengan sabar memperbaiki itu semua. Dia ga bosen-bosennya ngasih nasihat yang tentu aja biar Angga jadi lebih baik. Dan semua itu ga sia-sia. Sekarang Angga udah beda. Bukan Angga yang nakal dan urakan lagi. Bukan Angga yang menganggap semua cewe itu sama sehingga dia jadi playboy dan nyakitin beberapa wanita. Angga udah jadi seorang Angga yang lebih bisa menghargai makhluk berjenis wanita.


Sore itu, Agnes udah siap-siap untuk membeli sebuah kado sebagai tanda anniversary mereka berdua. Hari itu, sepulang kuliah, Agnes berniat mendatangi sebuah mall, tapi tanpa ditemani Angga. Angga sedang ada kuliah sampai jam 8 malam. “Ah sekali-kali gue ah yang ngasih kado pas anniversary. Sekali-kali bikin dia kaget. Hihi.” kata Agnes dalam hati. Agnes mencari kado yang pas buat Angga. Sampai akhirnya dia menemukan sepasang gelang yang unik. Di gelang itu bisa dijahitkan sebuah tulisan. Bisa nama, kata, atau sebagainya. Tertarik, Agnes membeli sepasang. Setelah memilih warna –dia memilih warna merah dan hitam- dia minta dijahitkan namanya dan nama Angga di gelang itu. Gelang merah untuk Angga, dan yang hitam untuk dirinya sendiri. Dan ternyata warna hitam itu melambangkan firasat. Firasat buruk..


Setelah selesai semua, bahkan sudah dibungkus kertas jkado segala, Agnes memutuskan untuk pulang. Wajahnya tersenyum sumringah. Membayangkan gimana kagetnya Angga nanti saat Agnes memberikan kado itu. Sebelum pulang, Agnes menyempatkan untuk sms Angga.


“Yang, aku baru mau pulang. Kamu dimana?” sms Agnes.

“Aku baru keluar kampus. Aku jemput ya? Sekalian. Kamu tunggu diseberang aja. Jadi aku ga usah muter lagi, jauh. Haha.” jawab Angga.


Setelah membalas dengan jawaban “iya”, Agnes keluar dari mall. Lihat kanan kiri, setelah dirasa aman, Agnes melangkah ke arah seberang. Wajahnya terus tersenyum sambil tangannya menggenggam kado berisi gelang tadi. Saat sedikit lagi sampai di sebrang, tiba-tiba sebuah sepeda motor melintas cepat.


Braaaaak!


Agnes terpental ke trotoar. Kepalanya terbentur pinggiran trotoar. Darah mengalir deras dari kepalanya. Orang-orang yang ada disana segera menggotongnya kesebuah halte yang ada di deket situ. Sedangkan si penabrak langsung kabur. Beberapa orang mengejar orang yang telah menabrak Agnes, tapi si penabrak terlalu cepat berlalu.


Ga lama kemudian, Angga datang. Dia heran melihat kerumunan orang-orang di halte. Tapi dia ga begitu menghiraukannya, karena tujuan dia hanya ingin menjemput kekasihnya, Agnes. Angga memarkir mobilnya. Dia keluar, menyalakan rokok sambil melihat sekelilingnya, mencari Agnes. Masih heran sama kerumunan tadi, dia menanyakan pada seorang pemuda yang mendatanginya.


“Mas, itu ada apa ya?” tanya Angga, sebelum si pemuda mengutarakan maksudnya.

“Oh itu mas, ada korban tabrak lari. Mas bawa mobil ya? Bisa tolongin kita bawa korban ke rumah sakit pakai mobil mas?” kata si pemuda itu.

“Oh boleh mas. Tadinya saya mau jemput pacar. Tapi ga tau dia dimana. Sebentar saya sms dia ya.”


Si pemuda mengangguk. Lalu si pemuda menuju kerumunan itu untuk memberitahu bahwa ada mobil yang bersedia membawa korban ke rumah sakit. Angga, sambil mengetik sms buat Agnes, berjalan menuju kerumunan itu. Sedikit lagi sampai, samar-samar Angga mendengar suara dering sms yang ga asing lagi di telinganya. Ya! Dering sms dari handphone Agnes!


Angga kaget. Firasatnya mulai jelek. Dan kakinya menjadi lemas begitu ia sampai di kerumunan itu. Apalagi setelah dia melihat sosok yang terbujur lemah dan berlumur darah disana.


“Agnes…” kata Angga lirih.

“Mas kenal?” tanya si pemuda tadi.

“I..itu pacar saya mas..” jawab Angga. Matanya sudah berair.


Tanpa buang waktu, mereka mengangkat Agnes yang sudah ga sadarkan diri ke mobil Angga. Angga sendiri yang menyetir ke rumah sakit.


Sampai dirumah sakit, Agnes segera dilarikan ke UGD. Angga menelpon keluarganya Agnes. Tiga tahun pacaran sama Agnes, udah cukup buat Angga mengenal ayah dan ibunya Agnes. Setengah jam setelah itu, orangtua Agnes datang. Ibunya menangis, sedangkan ayahnya berusaha tegar, walaupun terlihat matanya juga berair.


“Ngga, Agnes ga apa-apa kan?” tanya ibunya Agnes. Sesaat isaknya terhenti.

“Mudah-mudahan ga apa-apa Bu. Angga juga kaget tadi..” jawab Angga sambil duduk di samping ayah dan ibunya Agnes. Angga menceritakan semuanya. Belum selesai Angga bercerita, si pemuda datang mendatanginya.

“Mas, tadi saya lupa. Ini ada barang si mba yang ketinggalan. Tadi barang ini yang dipegang si mba.” kata pemuda tadi sambil menyerahkan bungkusan.

“Makasih ya mas..” jawab Angga sambil menerimanya.


Angga memegang bungkusan itu. Matanya kembali berair. Disitu ada tulisan: “I LOVE YOU -02 Juni 2007-”

Angga menangis. Itu tanggal jadian dia sama Agnes. Angga membuka kado itu. Tangisnya ga tertahan lagi saat ia melihat dua gelang disana. Yang merah bertuliskan nama “ANGGA” dan yang hitam bertuliskan nama “AGNES”. Saat isaknya masih ada, Angga mendengar jeritan ibunya Agnes. Tadi Angga emang sengaja menjauh dari ayah ibunya Agnes saat membuka kado itu. Kaget mendengar teriakan itu, Angga berlari mendatangi orangtua Agnes.


“Pak, ibu kenapa?” tanya Angga sambil membantu ayah Agnes memapah ibunya yang barusan pingsan, lalu menidurkannya di bangku panjang yang ada disitu. Ayah Agnes ga menjawab. Dia memegang pundak Angga, lalu seketika memeluknya. Tangisnya pecah.

“Ngga.. Agnes udah pergi Ngga. Agnes udah ninggalin kita..” kata ayahnya Agnes di isak tangisnya.


Angga terdiam. Kakinya lemas. Pikirannya kacau. Dia belum siap ditinggalin Agnes. tangannya masih memegang dua gelang tadi. Pemberian terakhir Agnes. Tapi disini dia berusaha tegar. Angga membantu ayah Agnes duduk. Angga tau, bukan dia aja yang ngerasa terpukul. Orangtua Agnes yang lebih terpukul. Maka setelah semua urusan dengan rumah sakit selesai, Angga tetap berada di samping jenazah Agnes. dari mobil ambulan, sampai saat pemakamannya. Angga turun ke bawah dan membantu mengangkat dan menurunkan Agnes sampai di tempat peristirahatan terakhirnya. Ya, saat itu -02 Juni 2010- saat anniversary mereka yang ketiga tahun, Agnes dimakamkan. Dan orang terakhir yang pergi meninggalkan makam itu adalah Angga.


~~~


02 Juni 2012

Hari ini, tepat dua tahun setelah kepergian Agnes, Angga berdiri di samping makam Agnes. Dia mengusap nisan beberapa kali.


“Nes.. Kamu liat aku kan dari sana? Kamu liat kan gelang ini? Gelang kita Nes!”

Emosi Angga ga tertahan lagi. Dia menangis sambil tangannya memegang tanah merah di depannya.

“Nes.. Aku ga bisa lupain semuanya. Kamu.. kamu kenapa pergi!”


Berbagai macam pernyataan dan pertanyaan keluar dari mulut Angga. Tangisnya belum reda. Dua tahun, waktu yang cukup lama buat melupakan. Tapi tidak bagi Angga.


Setelah puas ngungkapin semuanya di tanah merah ‘tempat tinggal’ Agnes, Angga beranjak berdiri. Dia ga kuat lama-lama disini. Angga berdiri, mengusap matanya yang sembab. Setelah menaburkan bunga dan menyirami makam Agnes dengan air bunga, Angga berbalik pulang meninggalkan makam. Jalannya tertunduk, matanya terus menatap ke bawah. Tiba-tiba..


Bruuuk!


Angga terjatuh. Orang yang ditabraknya pun terjatuh. Angga mendongak, bersiap marah kepada orang tadi. Tapi apa yang dilihatnya?


“Agnes..” kata Angga.

“Loh kok tau nama gue?” jawab wanita bernama Agnes itu. Matanya terus menatap Angga. Dia melihat Angga seperti orang yang lama dikenalnya.

“Gue Angga Nes! Angga pacar lo!”

“Ang… Angga?”


Keduanya terdiam. Angga sadar. Agnes udah ga ada di dunia ini. Dia sadar, wanita didepannya sekarang adalah Agnes-Agnes lain. Bukan Agnes pacarnya.


Akhirnya…

“Mmm.. Maaf. Gue masih kebayang pacar gue yang meninggal..” kata Angga.

“Iya.. ga apa-apa. Gue juga sama kok. Pas tadi ketemu lo, gue nyangka lo pacar gue yang meninggal dua tahun lalu.” jawab Agnes sambil senyum. Setelah kejadian tadi, mereka ngobrol disebuah warung dekat makam situ.

“Gue juga sama.. pacar gue meninggal dua tahun lalu. Tepat sehari sebelum anniversary gue sama dia. Harusnya sekarang tepat 5 tahun gue sama dia. Pas dihari ini..”

“Nama pacar lo Agnes juga, Ngga?” tanya Agnes.

“Iya. Kalo pacar lo?”

“Angga..”

“HAH? SERIUS LO?” jerit Angga.

“Iya Ngga. Gue serius. Ini gue abis dari makamnya. Yang gue heran, semuanya sama persis sama kejadian lo. Gue anniversary hari ini, dan hari ini juga harusnya gue 5 tahun sama dia. ” jelas Agnes.


Agnes mengajak Angga ke makam pacarnya. Nisan itu bertuliskan ANGGA ANUGRAH. Angga kaget. Nama pacarnya Agnes sama persis sama namanya, ANGGA ANUGERAH, hanya beda satu huruf. Setelah dari makam pacarnya Agnes, Angga mengajak Agnes ke makam pacarnya dia yang juga namanya Agnes. giliran Agnes yang kaget. Di nisan itu bertuliskan nama TRIE AGNESIA, hanya beda satu huruf sama namanya yang TRI AGNESIA. Dan lagi-lagi huruf yang membedakan sama-sama huruf ‘E’.


“Nes..” kata Angga. “Gue kaget.. banget.”

“Sama Ngga. Gue juga..” jawab Agnes. “Semuanya serba kebetulan..”



Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO