Cinta Bermimpi #5 (TAMAT)

Rabu, 11 Agustus 2010



Didepan gue udah ada sesosok cewe dengan mata sembab, kelihatan dia abis nangis. Siapa lagi kalo bukan Runi. Saat gue temuin, dia masih nangis aja. Gue coba bujuk dia biar ga nangis, tapi dia ga mau. Sampai pada akhirnya satu sms masuk di handphone dia. Karena dia ga mau pegang handphonenya, maka gue yang buka sms itu.

From : Uthe
At : 20.00

Ni, lo ada dirumah kan? Gue sama Fuji mau kerumah lo, ada yang mau gue dan Fuji omongin. Ok.

gue baca sms itu pake suara keras, biar cewe gue denger. Runi diem, ngucek matanya terus langsung ke kamar mandi buat cuci muka. Abis itu dia nemenin gue lagi diruang tamu. Tanpa banyak bicara, dia bales sms Uthe.

To : Uthe
At : 20.10

Iya, gue ada dirumahlah. Yaudah kesini aja. Gue juga mau ngomong sama kalian.

Gue diem. Dan gue mikir mungkin ini bakal jadi akhir semuanya. Akhir dari hubungan gue sama cewe yang gue sayang. Cewe yang udah nemenin gue di dua bulan ini. Saat gue lagi mikir gitu, tangan gue dipegang sama dia.

"hm yang. Kamu ga apa-apa kan?" kata dia.
"ga apa-apa yang, cuma lagi mikir aja" kata gue.
"mikir apa?" tanya dia.
"tentang hubungan kita" kata gue sambil senyum.

***

"kamu tau ga persahabatan lebih penting dari apapun?" kata dia setelah lama terdiam.
"tau kok. Emang kenapa?" kata gue.
"aku ga mau persahabatan aku dan Fuji hancur cuma gara-gara hubungan kita" kata dia disertai tetesan airmatanya.
"terus kenapa? Emang kamu mau kita putus?" kata gue berusaha tenang.
"jujur aku ga mau. Hiks.." dia diem sebentar..
"tapi gimana, kayanya itu jalan satu-satunya buat pertahanin semuanya, pertahanin persahabatan aku.." kata dia ngelanjutin omongannya..

Gue diem. Ga tau harus jawab apa. Mungkin emang semuanya harus jadi berakhir. Dan mungkin gue harus ikhlas kehilangan orang yang gue sayang ini, walaupun gue belum bisa sepenuhnya ikhlas tapi gue bakal coba.

"Aku sayang kamu.." kata dia sambil nangis.
"Iya aku tau. Aku juga" kata gue, gemetaran.
"Tapi maaf, kayanya kita harus udahan..." kata dia gantung.
"Demi persahabatan aku..." kata dia sambil nangis.

Gue diem lagi. Gue ngambil handphone dia, dan gue ngetik sesuatu di notes handphonenya.

Jika kamu udah ga sama aku.
kamu jangan pernah ulangin semua kejadian ini.
Jangan bikin hati kamu sakit buat yang kedua kalinya.

Sayang kamu..

Marvi..

"Aku ga bisa maksa kamu. Tapi aku harap kamu nanti baca ketikan aku dinotes kamu.." kata gue.
"Aku pulang ya.. Jaga diri kamu baik-baik ya" kata gue lagi..

Abis ngomong gitu, gue pulang. Pas sampai dihalaman rumah dia, gue ketemu Fuji dan Uthe.

"Mau kemana Ka?" kata Uthe. Gue sama dia emang udah kenal dari SMP.
"Pulang dulu ya. Itu Runi ada diruang tamu" kata gue.

Gue ngambil motor Vega-R gue dan langsung pergi dari situ. Gue tau pasti Uthe dan Fuji mau ngomongin soal hubungan gue dan Runi. Tapi pas gue lagi dijalan, handphone gue bunyi terus, dan dengan terpaksa gue angkat. Ternyata Runi.

"Yang, kamu kerumah aku lagi ya sekarang" kata dia, terdengar dari suaranya, dia lagi seneng.
"Emang kenapa yang? Aku mau di maki-maki sama mereka?" kata gue.
"Engga, sama sekali engga" kata dia.
"Terus ada apa emang?" kata gue lagi.
"Fuji ngizinin kita pacaran yang! Sumpah aku juga kaget. Ternyata dia bisa ngizinin setelah dinasihatin sama Uthe" kata dia seneng.
"Oke, aku kesana lagi.." kata gue.

Malam itu udah sekitar jam 22.00. Cuaca lagi mendung dan sudah turun titik-titik air hujan. Gue mempercepat perjalanan. Ga kerasa udah sampai 100km/h . Gue ngebut demi bisa sampai kerumah dia. Tapi malapetaka datang. Sebuah mobil Kijang dari arah berlawanan menyenggol stang motor gue. Gue jatuh terguling, dan yang gue inget cuma kaki gue yang terlindas mobil angkot. Habis itu semuanya gelap..

Gue ngedenger tangisan mama gue dan tangisan Runi. Gue buka mata gue, dan ngeliat sosok mama gue dikiri, dan Runi dikanan. Gue ngeliat kaki gue ilang sebelah, dan gue ngerasa kepala gue diperban. Gue pengen ngeluarin suara, tapi ga bisa. Sampai akhirnya gue ngerasa sakit yang teramat sangat. Gue ga kuat. Gue meringis, sambil memandang wajah mama gue dan Runi. Gue diem, dan pelan-pelan gue menutup mata. Dan mata itu ga akan pernah terbuka lagi..

***

Gue tersentak di tempat tidur gue. Gue bangun dan hal yang pertama kali gue liat adalah kaki gue. Normal. Gue liat sekeliling, ternyata masih kamar gue. Ternyata semuanya cuma mimpi. Ternyata semua yang gue anggap nyata itu cuma mimpi. Gue jadian, gue kecelakaan, gue meninggal, itu semua cuma mimpi.
Cuma mimpi..

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 komentar:

Posting Komentar