Dika membuka hapenya. Ada satu sms dari Cintya, sahabat dekatnya.
"Jemput gue dong, gue masih ditempat les tari" kata Cintya di smsnya itu.
"Ah dasar nih anak, nyuruh pas gue lagi tidur siang" kata Dika dalam hati. Tapi dia mengiyakan apa yang Cintya bilang di sms tadi. Dika ke garasi, menyalakan mobilnya, lalu pergi ke tempat Cintya.
***
Dika dan Cintya. Banyak orang menganggap mereka sepasang kekasih. 'Terlalu dekat', itu alasan yang dilontarkan orang-orang jika mereka bertanya kenapa disangka pacaran. Memang sih mereka sangat dekat. Mungkin karna mereka teman sejak lahir. Bahkan saat TK, SD, SMP, dan sekarang SMA, mereka selalu satu sekolah. Rumah mereka pun hanya beda beberapa rumah. Bagi mereka berdua mungkin wajar, tapi bagi kebanyakan orang kedekatan mereka dinamakan pacaran.
Disekolah pun sama. Berangkat, pulang, ke kantin, ngerjain tugas, mereka laksanain sama-sama. Ditambah mereka sekelas. Makin berkembanglah gosip-gosip tentang mereka berdua.
***
"Dika"
"Apa ma?"
"Tadi mama ketemu teman-temanmu di mall. Kata mereka, kamu sama Cintya pacaran?"
"Ha? Nggak kok ma" Dika kaget. "Gosip itu"
"Loh bohongan jadi?"
"Bukan bohongan, tapi emang nggak pacaran"
"Yaaah.."
"Kenapa ma?"
"Padahal mama pengen kamu pacaran sama dia. Dia baik Dik, udah deket sama kita dari dulu. Keluarganya juga. Dan asal kamu tau ya, waktu masih TK kamu sering mandi bareng sama dia" kata mamanya.
Glek! Emang kalo waktu kecil udah mandi bareng, berarti pas udah gede harus pacaran? Ga juga kali. Pikir Dika.
"Ga ah ma. Ga mau sama si kuda mah."
"Siapa kuda?"
"Cintya."
"Heh ganti-ganti nama orang."
"Ga apa-apa ma, orang dia kalo ketawa kayak kuda."
"Hus."
***
Dirumah Cintya.
"De, mama mau tanya sama kamu." kata mamanya.
"Iya ma" jawab Cintya. "Tanya apa ma?"
"Kamu pacaran sama Dika?"
"Hah? Dika mana ma?"
"Itu Dika tetangga kita. Anak pak Surya"
"Dika si kuda? Yang badannya bau kuda?"
"Hus. Ga boleh gitu"
"Bener tau ma. Aku kan tiap hari bareng dia."
"Iya." mamanya diam sebentar. "Kamu pacaran?"
"Hah? Nggak!"
"Beneran?"
"Iyalah ma. Dia itu cuma temen. Eh sahabat."
"Huh."
"Kenapa sih ma?"
"Padahal mama mau kamu pacaran sama dia. Dia baik de. Sopan lagi ma kita. Dan dia juga udah kenal keluarga kita dari dulu."
"Hah? Sopan gimana. Mama aja ga tau dia. Dia tuh ya kalo kentut sembarangan, kalo ngupil juga pasti dikasih ke aku."
"Itu iseng de."
"Itu jorok namanya mama."
"Kamu tau ga? Kamu ngomong kayak tadi, itu tanda kamu perhatian sama dia."
"Ga! Itu cuma karna aku sering sama dia."
"Yah apa kata kamu lah."
Cintya diam. Teringat sesuatu yang terjadi tahun lalu.
***
"Cin, gue mau ngomong bentar." kata Dika.
"Ngomong apa nyet?"
"Gue suka lo Cin." kata Dika. "Lo mau ga jadi pacar gue?"
"Lo lagi belajar mau nembak siapa?" Cintya malah ngga nanggapin.
"Nembak lo" balas Dika. "Gue ga lagi becanda"
Cintya diam. Dia udah ga heran Dika ngomong kayak gitu. Udah sering Dika ngomong kayak gitu, tapi dia tau Dika cuma bercanda. Tapi kali ini Cintya bingung. Dika, walaupun humoris, tapi kalo dia udah bilang 'ga becanda', berarti dia emang lagi serius.
"Cin. Kok diem?" tanya Dika.
"Eh ga apa-apa Dik."
"Jawab ya Cin. Gue pengen tau jawabannya."
Cintya diam lagi. Dalam hatinya emang pernah ada keinginan buat pacaran sama Dika. Tapi itu dulu. Sekarang dia udah nganggap Dika itu sahabatnya. Semua curhatan dia, ada di Dika. Begitu juga sebaliknya.
"Ehm Dik. Lo tau kan kita ini sahabatan udah lama banget." kata Cintya akhirnya.
"Iya gue tau." jawab Dika. "Terus kenapa?"
"Gue ga mau nantinya persahabatan kita rusak gara-gara kita pacaran."
"Rusak gimana? Yang ada kita semakin deket Cin" balas Dika.
"Gue ga bisa Dik. Maaf. Gue lebih nyaman kita kayak gini. Sahabatan. Gue harap lo ngerti."
"Tapi Cin, lo ga tau..."
"Gue tau Dik." potong Cintya. "Gue tau perasaan lo. Tapi maaf gue bener-bener ga bisa"
"Hemm. Ya udah deh Cin. Mungkin kita cuma ditakdirin jadi sahabat aja. Hehe."
"Lo ga marah kan Dik?"
"Engga. Ngapain marah? Gue ngerti kok." kata Dika sambil senyum.
Saat itu, ada kelegaan di hati Cintya.
***
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0 komentar:
Posting Komentar