Tentang Sepakbola... Miris dan Ironis..
Minggu, 17 Juli 2011
Gue suka sepakbola. Ya, banget.
Gue lupa udah dari kapan suka sama olahraga ini. Mungkin sekitar kelas 4 SD kayaknya. Waktu itu gue mulai ngikutin pertandingan-pertandingan bola di tv, yang diputernya jam 2 pagi. Ditambah waktu itu gue dibeliin PS, dan game yang bikin gue betah berjam-jam ada didepan tv adalah: Winning Eleven. Tak lain dan tak bukan adalah game bola.
Yang jadi ironi adalah:
Gue suka bola, tapi ga pernah maen bola.
Yak, gue ga aktif dan ga jago maen bola. Seinget gue, gue aktif main bola sekitar kelas 3 SD. Abis itu cuma sesekali aja. Tapi kalo mau ngadu game bola macem WE atau PES, gue jabanin sampe ubanan juga. Muhahahaha.
Munpung temanya lagi sepakbola, gue mau sedikit cerita nih tentang sepakbola tanah air.
Tadi pagi, gue liat berita di tv. Tentang sepakbola. Bukan, bukan tentang review pertandingan-pertandingan. Melainkan tentang tawuran. Yak, tawuran.
Sedih lihatnya sebuah stadion dipenuhi sama orang-orang yang berlalu lalang sambil timpuk-timpukan. Malah ada yang ngejar-ngejar wasit sambil loncat-loncat mau nendang. Lu kira kungfu jing? Kungfu mah jangan di lapangan bola!
Bahkan para official tim juga ikut-ikutan rusuh. Woy, kalian tuh lebih tua dari para pemain! Ga ada dewasa-dewasanya sama sekali. Mantan preman pasar lu jing? Oke, itu ga masalah. Yang jadi masalah, ITU TUH LAPANGAN SEPAKBOLA, BUKAN PASAR !
Gue ga mau ngebandingin hal itu di negara ini, sama di negara lain. Karna kita pasti kalah jauh. Banget. Mungkin sepakbola kita secara tim atau strategi dan kualitas pemain, masih cukup bisa bersaing di pentas sepakbola dunia. Tapi MENTAL ? NOL BESAR.
Gue bukan pembenci sepakbola nasional. Gue cuma prihatin aja liat semua itu. Kayaknya sepakbola di jadiin ajang adu ilmu kuat sama sebagian pemain dan sebagian orang-orang yang ada didalamnya.
Sekarang juga sepakbola udah dijadiin ladang usaha bagi sebagian orang. Tapi malah ada sebagian orang juga yang mencampuradukkan dengan politik yang berlebihan.
Oia, beberapa hari ini gue juga kaget atas pemecatan Alfred Riedl. Ya, pelatih Indonesia di Piala AFF 2010 kemarin. Beliau di pecat begitu aja setelah PSSI mengangkat ketua baru. Tanpa alasan yang jelas, beliau di pecat karna beliau dituduh hanya mengikat kontrak secara personal dengan salah satu orang di PSSI dulu, bukan oleh PSSI. Padahal Riedl bilang kalo ia punya bukti surat kontrak dengan stempel PSSI. Ini menurut sumber yang gue baca loh ya.
Tak ada rasa hormat. Tak ada terima kasih. Dia dibuang kayak sampah. Padahal ada sampah yang bener-bener sampah yang memang harus dimusnahkan.
Ingat Okto? Irfan? Nasuha? Bustomi?
Siapa ya berani memainkan mereka dan memasukkan di tim inti? Jawabannya satu: ALFRED RIEDL.
Mungkin untuk beberapa tahun ke depan, pemain-pemain itu akan jadi andalan buat timnas. Dan pelatih yang sekarang, ehm maksud gue para pengurus, tinggal memakai jasa mereka aja. Ga usah repot-repot. Tragis. Ironis.
Mungkin itu lah potret sepakbola nasional. Terlalu banyak kopi di dalam susu. Tapi walaupun begitu, gue tetep cinta sama sepakbola nasional. Gue cinta TIMNAS INDONESIA, bukan PSSInya.
Maju terus Indonesia!
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar